Recent Posts

Jumat, 28 Oktober 2011

Pemerintah Kota Depok Terbitkan Buku Putih Sanitasi



Permasalahan sanitasi dan air bersih merupakan persoalan yang sangat mendasar dalam bidang kesehatan. Namun proses pencemaran akibat sanitasi buruk yang memang membutuhkan waktu lama untuk bisa terlihat dampaknya, membuat sebagian besar masyarakat cenderung mengabaikan bahaya yang bisa ditimbulkan bagi kesehatan mereka. Apabila terus dibiarkan, maka permasalahan ini lama kelamaan akan menjadi bom waktu yang berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat.
Melihat fakta tersebut, maka Kota Depok berkomitmen untuk ikut serta dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP), dan dengan serius membenahi kondisi sarana sanitasi kota dengan membentuk kelompok kerja (Pokja) sanitasi Kota Depok yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat sepertibeberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) instansi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga kemasyarakatan, swasta, dan masyarakat secara keseluruhan. Pokja ini bertugas untuk dapat menemukan kendala dan hambatan serta merumuskan akar masalah sanitasi di Kota Depok, maka pemerintah menyusun buku putih yang berisi pemaparan secara jujur dan terperinci mengenai sanitasi di Kota Depok. Penyusunan buku putih sanitasi ini dilaksananakan secara partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan yang berhubungan dengan masalah Sanitasi.
Dalam sambutannya pada acara Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota Depok yang berlangsung di Aula Balaikota Depok (25/10), Sekretaris Daerah Kota Depok, Hj. Etty Suryahati menyatakan dukungannya yang sangat besar terhadap perbaikan sanitasi di Kota Depok dan berharap seluruh peserta yang hadir bisa serius mengikuti acara tersebut supaya bisa maksimal memberikan kontribusi terbaik dan masukan yang konstruktif bagi keberlangsungan program sanitasi ini, sehingga arah kebijakan yang ada dalam buku pedoman nantinya akan sesuai diterapkan di Kota Depok.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan penyusunan buku putih ini diawali dengan proses pengumpulan data, baik data skunder yang tersebar pada berbagai dinas ataupun data primer berupa surveiEnvironmental Health Risk Assesment (EHRA). Dalam hal ini, Tim Pokja sanitasi melakukan pertemuan rutin untuk mengumpulkan, mengkaji serta menganalisa data dalam rangka memetakan kondisi sanitasi Kota Depok. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah analisis komparasi dengan profesional judgement(penilaian professional) untuk memaparkan kondisi sanitasi Kota Depok, elemen yang dibandingkan adalah data hasil studi literatur dan studi EHRA, dimana yang bertindak sebagai pakar adalah para dinas dalam tim Pokja yang setiap hari berkerja dengan permasalahan sanitasi Kota Depok. Selain itu juga digunakan analisis spasial atau analisis keruangan dalam menguraikan area berbahaya untuk masalah sanitasi Kota Depok dan metode deskriptif analitik (analisa deskripsi) untuk penarikan kesimpulan. Untuk penyempurnaan dilakukan juga penjaminan kualitas dan tatap muka dengan ahli dari pusat dan regional.
Hasil studi EHRA ini kemudian dikombinasikan dengan data sekunder dan persepsi SKPD secara keseluruhan sehingga menghasilkan area beresiko yang akan digunakan untuk menentukan SSK. Dari hasil analisis data EHRA maka kebanyakan permasalahan kelurahan yang mempunyai resiko tinggi dan sangat tinggi ada pada pengolahan air limbah, pengelolaan persampahan danperilaku hidup sehat. Hanya sedikit kelurahan yang bermasalah dengan sumber air minum. Dari segi air limbah, permasalahan ini terjadi akibat tangki septic yang tidak pernah disedot. Dalam hal persampahan disebabkan oleh pengumpulan sampah yang tidak mencukupi, waktu pengumpulan sampah yang lama dan terlambat, serta tidak adanya pengolahan setempat untuk sampah. Sedangkan dari segi perilaku sehat masyarakat disebabkan oleh masih jarangnya masyarakat mencuci tangan dengan sabun pada 5 waktu kritis, pencemaran jamban, pada wadah air, dan buang air besar sembarangan. (RN/FEB)
(Bidang Komunikasi Pokja Sanitasi Kota Depok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar