Pemkot Depok selalu mengadakan buka puasa & terawih bersama warga. Berbeda dengan Ramadhan sebelumnya, Walikota Depok H. Nur Mahmudi Ismail begitu tertarik dengan kisah seorang kakek bernama Saumin (69). Sesaat setelah buka puasa di Masjid Al-Mukhlisin (12/8), Walikota memulai perbincangan dengan bertanya apakah Saumin sudah pergi haji?. “Agustus 2010 menjadi bulan yang sangat istimewa karena setelah berpuluh-puluh tahun menabung, akhirnya Saya memiliki uang yang cukup untuk mendaftar sebagai calon jemaah haji” jawab Saumin yang awalnya tidak tahu bahwa yang bertanya adalah Pemimpin Kota Depok,. Cerita Saumin pun terus mengalir disambi dengan kupasan jeruk oleh Walikota.
Kakek yang bertempat tinggal di Rt. 02/ 08 No. 04 Kel. Cinere, Kec. Cinere, memiliki 9 anak. Semasa muda, hari-hari Saumin selalu dihiasi perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup & biaya pendidikan buah hatinya. Penuh semangat, Saumin mulai usaha sebagai pedagang buah di pasar Cinere. Setiap pagi usai sholat shubuh, Saumin belanja aneka buah dari pasar Induk/ Parung untuk dijajakkan kembali di pasar Cinere, tak kenal lelah dan tak patah arang, walau udara malam terasa sangat dingin. Kakek kelahiran Bogor, 15 Mei 1942 selalu bersemangat, tawa riang keluarga menjadi dorongan untuk terus berusaha. “Saya bertekad pergi haji, jadi saya harus tekun & terus menyisihkan koin-koin kedalam celengan. Meski hujan deras, panas terik, dan udara malam sangat dingin, saya harus tetap kuat agar koin tersebut berbuah tiket naik haji” ungkap Saumin yang telah memiliki 30 cucu dan 3 cicit, Jum’at (19/8). Saumin juga bertekad untuk menyekolahkan buah hatinya agar nasib mereka lebih baik. Bagi Saumin, mencari nafkah harus dengan ketekunan dan memohon ridho Allah sang Pemberi Rezeki. Karenanya, Saumin selalu melaksanakan ragam kewajiban; seperti menunaikan shalat fardhu tepat waktu, melaksanakan shaum sunnah, dan rajin shalat tahajud.
“Saya selalu mengisi celengan dengan koin-koin dan jumlahnya tidak tentu, terkadang hanya Rp. 1000,-. Dulu uang seribu sudah besar sekali, tapi kini mungkin tidak begitu berarti. Kalau hasil penjualan lumayan, Saya bisa menabung hingga Rp. 5.000,- sampai Rp. 10.000,-. Koin yang masuk dalam celengan selalu diiringi do’a agar suatu saat nanti gelar haji bisa diraih. Dengan selalu bekerja keras, tekun menabung, dan berdoa, Saya yakin Allah akan mencukupi, karena bila sudah mulai menabung sesuai dengan kemampuan, maka bukan cuma telah berniat, tapi telah melangkahkan kaki di Mekkah” lanjut Saumin yang telah menduda sejak delapan tahun lalu.
Pendapatan perhari Saumin saat itu berkisar Rp. 30.000,- hingga Rp. 50.000,-, menurutnya cukup untuk makan keluarganya. “Ketika anak-anak sudah mulai dewasa, Saya menabung lebih banyak agar bisa naik haji. Saya selalu berdoa agar niat ini dikabulkan Allah SWT. Dan Alhamdulillah, ketekunan & kesabaran saya menuai hasil, Saya sudah memiliki beberapa kontrakan dan menjadi agen buah dengan membeli hasil panen warga sekitar, yang dapat menopang koin untuk meraih cita. Kini, koin itu telah menjadi emas. Tahun 2010 lalu, tabungan Saya sudah mencapai 25 juta rupiah & telah cukup untuk daftar haji. Tahun 2012 nanti, Insya Allah Saya bisa mewujudkan mimpi Saya untuk menempuh Padang Arafah, sholat di hadapan Ka’bah, dan mencium Hajar Aswad, tak lama lagi mimpi akan menjadi nyata” tutur Saumin berlinang air mata karena membayangkan dirinya telah berada di rumah Allah.
Bagi Rokiyah (43), putri Saumin, sosok ayahnya adalah lelaki pekerja keras, penyabar dan tekun menabung. Niatnya untuk berhaji sangat kuat dan selalu berserah pada yang kuasa. Meskipun hanya pedagang buah, tapi kami bangga sama Bapak. Dia mampu menyekolahkan kami, dan sekarang Alhamdulillah bisa naik haji. Sudah bertahun-tahun Bapak merindukan tanah suci. Ia ingin sujud di hadapan Ka’bah yang selama ini hanya dilihatnya lewat gambar. Senada, cucu Saumin Rian Pawiji mengaku bangga memiliki Kakek seperti Saumin. “Engkong itu inspirasi dan sumber motivasi bagi Saya, Saya sangat mengagumi Engkong karena Engkong memiliki semangat yang tinggi, tekun menabung, dan disiplin dalam menjalankan perintah Allah. Demi mewujudkan impian, Engkong selalu berpesan agar kami jangan sombong, jangan tinggalin sholat, jangan boros, dan selalu menabung” ujar Rian.
“Subhanallah…Alhamdulillah…” cuma itu yang bisa diucapkan Saumin saat dirinya telah resmi terdaftar sebagai calon jemaah haji di Kantor Kementerian Agama Kota Depok. Saumin mengaku dirinya terdorong untuk menabung biaya haji oleh kakaknya yang telah tiada, Alm. H. Muhsin. “Dulu waktu kami muda, kami bercita-cita untuk naik haji bersama. Setelah lama mengumpulkan logam demi logam dari hasil jual sayur, Ia berhasil naik haji. Sayang, saat itu tabungan saya belum cukup dan saya bertekad lebih keras untuk bisa menyusul kakak saya. Tak selalu harus menjadi kaya dulu untuk bisa menunaikan rukun Islam kelima. Asal ada kemauan pasti ada jalan. Mungkin pepatah lawas itu, yang kami pegang dan tekuni” akhir Saumin.
Diakhir pertemuan, Walikota memberi selamat dan apresiasi kepada Saumin. “Saumin merupakan contoh figur yang patut ditiru, dengan niat yang kuat dan tekun menabung, gelar haji sebentar lagi dapat diraih. Tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi di dunia ini, semua mungkin bila kita memiliki tekad kuat, semangat terus berusaha, tekun menabung, dan berpasrah diri pada Allah. Tidak boleh malas, harus rajin, selalu yakin kalau cita-cita bisa diraih” ungkap Walikota bangga memiliki warga seperti Saumin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar