Kondisi eksisting pembangunan perekonomian Jawa Barat telah mengalami berbagai kemajuan dan berada pada rel yang tepat sehingga dapat menapak pada upaya memakmurkan masyarakat. Arah kebijakan dan program Pembangunan Jawa Barat yang telah, sedang dan akan diaktualisasikan, sejatinya adalah untuk mewujudkan visi Jawa Barat 2025, yakni Jawa Barat menjadi Provinsi Termaju di Indonesia yang dilandasi Iman dan Taqwa kepada Allah SWT. dan sebagai tahapan sistematis dalam perwujudan visi tersebut adalah penetapan visi Jawa Barat 2008-2013, yakni Tercapainya Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri, Dinamis Dan Sejahtera.
Untuk mencapai dan mewujudkan visi Jawa Barat itu, tentunya diperlukan upaya-upaya keras dari segenap komponen Jawa Barat, baik pemerintah, legeslatif, unsur swasta maupun masyarakat. Atas berbagai upaya dari seluruh komponen itu, telah berhasil mengupayakan peningkatan kesejahteraan yang idikatornya terlihat dari kemajuan-kemajuan seperti, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat pada triwulan III Tahun 2011 mencapai Rp. 221,53 triliun, atau sebesar Rp. 87,89 triliun (atas dasar harga konstan 2000), dengan demikian pada triwulan III ini Jawa Barat berkontribusi sebesar 11,51% terhadap perekonomian Indonesia, dimana PDRB nasional pada triwulan III sudah mencapai Rp. 1.923,6 triliun.
Kemudian untuk Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) PDRB triwulan III Tahun 2011 dibandingkan dengan PDRB triwulan III/2010 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,37 persen. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan year on year didorong oleh peningkatan seluruh sektor kecuali sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian yang justru mengalami penurunan sebesar masing-masing (4,57 %) dan (5,02 %). Dari sisi penggunaan, pertumbuhan y-o-y didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumahtangga termasuk konsumsi lembaga non profit (5,97%), konsumsi pemerintah (1,55%), PMTB (13,93%), dan ekspor (8,40%).
Total realisasi investasi di Jawa Barat yang dilakukan oleh perusahaan atau calon perusahaan pada triwulan III Tahun 2011 mencapai Rp. 5,3 triliun, untuk jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp. 4,38 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp. 915 milyar dengan jumlah proyek PMA dan PMDN sebanyak 137 proyek sertas penyerapan tenaga kerja mencapai 39.039 orang (data BKPPMD Prov. Jabar).
Sementara itu, Laju Inflasi Jawa Barat mengalami penurunan, yakni dari 4,66% (yoy) menjadi 3,29%, penurunan laju inlasi tersebut berasal dari faktor nonfundamental, yakni penurunan harga bahan makanan (volatile food), sedangkan dari faktor fundamendal masih stabil.
Hanya saja berbagai indikator kemajuan tersebut, masih ditopang oleh struktur perekonomian yang belum mencerminkan kekuatan real khususnya kekuatan daya jual SDM masyarakat Jawa Barat. Struktur perekonomian Jawa Barat pada triwulan III Tahun 2011 masih didominasi oleh 3 (tiga) sektor utama, yaitu sektor Industri Pengolahan sebesar 36,20%, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) sebesar 23,53%, serta sektor Pertanian sebesar 12,25%. Struktur ini, menurut hemat kami, belum pada trend kompetitif dengan dunia internasional dan hanya kompetitif pada daerah dan regional. Sedangkan kedepan, jika ingin menjadi provinsi termaju, maka perlu dibangun sumber daya manusia yang handal, terdidik dan memiliki kemampuan tinggi akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebenarnya, potensi kearah itu sudah ada. Apalagi adanya berbagai infrastruktur dan sentra-sentra pendidikan, baik negeri maupun swasta. Dalam berbagai kesempatan, Gubernur Ahmad Heryawan selalu menekankan penting SDM yang handal dan dapat dijual. Alasan Gubernur tersebut didasarkan bahwa Jawa Barat tidak memiliki kekayaan alam yang berlimpah sebagaimana halnya di Provinsi Kalimantan dan Sumatera. Jawa Barat hanya memiliki kekuatan penduduk yang banyak dan kekuatan itu harus dioptimalkan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, bidang pendidikan harus menjadi fokus perhatian Pemerintah Provinsi dan daerah. Program wajib belajar harus dilanjutkan, hingga level sekolah menengah atas. Perlu diciptakan iklim kondusif sehingga proses pendidikan. Dana pendidikan diperbesar hingga melebih 20 %. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diperbesar dan terkontrol. Partisipasi masyarakat dan tanggungjawabnya menjadi modal tambahan.
Sumber daya yang handal dan terdidik tinggi, berbanding sama dengan kebutuhan sektor industri terutama yang menggunakan teknologi canggih. Akan menciptakan lapangan-lapangan kerja baru dengan basic bidang kompetitif yang tidak saja di dalam negeri tapi di luar negeri. Kita diberi pelajaran oleh anak-anak esemka dengan menciptakan model mobil nasional. Walaupun baru sebatas membuat percontohan, namun sudah bisa kompetitif dengan pabrikan yang canggih dan mengglobal. Walaupun banyak yang harus dipoles, namun itu sebuah upaya yang luar biasa.
Teringat akan semboyan, Gubernur Ahmad Heryawan yang diberbagai kesempatan selalu didengungkan, yaitu, “Sabisa-bisa, kudu bisa dan pasti bisa”. Tinggal keseriusan semua komponen Jabar, dan itu bisa. Insya Allah.
Sumber : berbagai sumber
Penulis : Purnomo
http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar