Recent Posts

Jumat, 11 Januari 2013

Kota Depok Jadi Salah Satu Acuan Inflasi Nasional

Laju Inflasi tahun kalender 2012 untuk Kota Depok tercatat sebesar 4,11 persen. Sesuai data dari BPS, inflasi tertinggi di Kota Depok dicapai pada bulan Agustus yaitu sebesar 1,21%. Tingginya angka tersebut disebabkan karena tingginya permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan/tekanan produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi ‘product or service’ dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi) mengingat saat itu menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Penyebab utama inflasi lebih dipengaruhi peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan penyebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dan lain lain. Namun demikian, apabila merujuk pada standar secara nasional maka laju inflasi Kota Depok Tahun 2012 masih dalam batas aman yaitu termasuk inflasi ringan.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Masyarakat dengan pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu daerah, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Kota Depok merupakan salah satu kota yang menjadi acuan Inflasi Nasional. Untuk mengendalikan dan mengevaluasi perkembangan inflasi di Kota Depok maka saat ini Kota Depok telah memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dikoodinir oleh Asisten Ekbangsos dan beranggotakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bappeda, Bagian Ekonomi, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, dan Dinas Tata Ruang. Dengan adanya tim pengendali inflasi daerah Kota Depok, diharapkan inflasi Depok tetap mampu mendorong perekonomian yang lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar