Pada bulan Desember 2012, kota Depok
mengalami inflasi sebesar 0,40 %. Inflasi ini terjadi karena adanya
kenaikan harga dari beberapa komoditas, diantaranya masi, daging ayam
ras, telur ayam ras, mie, sawi hijau, dan daging sapi. Sementara
komoditas yang mengalami deflasi meliputi komoditas beras, jeruk, minyak
goreng, dan cabe merah.
Dari 66 kota di Indonesia, tercatat pada
bulan Desember 2012 semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi
terjadi di Kota Jayapura sebesar 2,57 persen dan terendah terjadi di
Kota Manado sebesar 0,02 persen.
Di Provinsi Jawa Barat pada Bulan
Desember 2012 inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi sebesar 0,52
persen, dan terendah terjadi di Kota Bogor sebesar 0,16 persen.
Jika dilihat inflasi selama tahun
kalender 2012, maka pada tahun 2012 tercatat bahwa inflasi nasional
sebesar 4,3 persen, inflasi provinsi Jawa barat sebesar 3,86 persen, dan
inflasi Kota Depok sebesar 4,11 persen. Terlihat bahwa pada tahun 2012
Kota Depok mengalami inflasi tertinggi se Jawa Barat, yaitu sebesar 4,11
persen.
Inflasi Kota Depok pada Tahun 2012
banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga yang terjadi pada komoditas
berupa nasi, beras, daging sapi, mie, bawang putih, tahu mentah, bawang
merah, dan jeruk. Berdasarkan kenyataan ini terlihat bahwa perubahan
harga beras dan turunannya (nasi matang) mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap inflasi di Kota Depok. Sehingga program diversifikasi
pangan melalui “one day no rice”, sudah sangat tepat untuk dilaksanakan.
Dengan mulai menggantikan posisi beras sebagai sumber utama karbohidrat
dengan bahan makanan lain, maka tingkat ketergantungan terhadap beras
mulai dapat dikurangi pula. Dengan berkurangnya tingkat ketergantungan
terhadap beras ini, maka makin lama pergerakan harga beras tidak akan
banyak berpengaruh terhadap laju inflasi di Kota Depok.
Selama tahun 2012, komoditas yang sering
mengalami inflasi tiap bulannya adalah beras, daging ayam ras, daging
sapi, mie, dan telur ayam ras. Sedangkan komoditas yang sering mengalami
deflasi adalah cabe merah, beras, daging ayam ras, minyak goreng,
bawang merah, dan telur ayam ras. Fenomena ini memperlihatkan bahwa
komoditas yang sering naik turun harganya di Kota Depok selama tahun
2012 adalah beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Secara umum biasanya beras selalu
mengalami peningkatan harga pada awal tahun, baru setelah itu mengalami
penurunan, kemudian bergejolak lagi saat mendekati lebaran. Kebutuhan
Beras di Depok sekitar 97% diimpor dari berbagai daerah. Kenaikan harga
setiap awal tahun ini seringkali disebabkan oleh faktor cuaca. Akhir
tahun dan awal tahun biasanya curah hujan cukup tinggi, dan hal ini
seringkali menyebabkan berkurangnya atau bahkan gagalnya panen padi.
Walaupun panen raya padi tidak lakukan saat akhir tahun atau awal tahun,
namun keadaan cuaca seringkali membuat berbagai pihak was-was terhadap
hasil panen, dan kekhawatiran ini mendorong kenaikan harga beras di
pasaran.
Kenaikan harga daging sapi yang terjadi
pada tiga bulan terakhir di tahun 2012, membuat masyarakat Depok
mengurangi konsumsi daging sapi dan beralih ke daging lain, khususnya
daging ayam ras. Peningkatan permintaan terhadap daging ayam ras
tentunya akan memberikan pengaruh terhadap harga ayam ras itu sendiri.
Kebutuhan daging ayam ras kota depok separoh lebih bisa dihasilkan
sendiri, sedangkan 40 persennya diimpor dari berbagai daerah lain.
Sumber: BPS Kota Depok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar